JENIS JENIS AKTIFITAS PERAWATAN MESIN OLEH TEKNISI DI PABRIK INDUSTRI
Aktifitas pekerjaan merawat mesin yang di lakukan oleh seorang Teknisi yang ada di pabrik industri merupakan suatu kewajiban rutinitas yang harus di kerjakan.
Mengapa mesin produksi membutuhkan perawatan ?
Karena mesin merupakan komponen yang selalu bergerak, berputar, beroperasi dan beraktifitas yang sewaktu - waktu bisa mengalami keausan, kerusakan dan penurunan kualitas kerja.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pekerja atau operator harus melakukan langkah preventive dengan cara meningkatkan aktifitas maintenance atau perawatan mesin.
Adapun jenis - jenis aktifitas perawatan mesin di pabrik industri adalah sebagai berikut :
1) Daily Check.
Daily Check adalah aktifitas perawatan seorang Teknisi yang berbentuk pekerjaan pengecheckan kondisi mesin yang di lakukan pada setiap hari.Adapun contoh pengecheckan kondisi mesin yang di lakukan pada Daily Check antara lain adalah :
a) Check Volume Oli Pelumasan.
Pengecheckan kondisi volume oli pada tanki pelumasan bertujuan untuk :- Memastikan bahwa kondisi volume oli pada posisi level aman, karena oli pelumasan pada mesin merupakan item penting pada komponen yang bergerak.
- Memastikan bahwa tidak ada perubahan pada kondisi volume oli, sehingga bisa di pastikan bahwa tidak ada kebocoran sirkulasi oli pelumasan.
Oli merupakan salah satu media pelumasan yang sangat penting terhadap kondisi komponen mesin yang bergerak, karena komponen mesin yang bergerak menimbulkan gesekan dan singgungan sehingga akan timbul panas dan keausan jika di antara gesekan antar komponen mesin tersebut tidak di aliri sebuah oli pelumas.
Sehingga dengan memastikan kondisi volume oli pelumasan setiap hari merupakan salah satu aktifitas perawatan bagi seorang teknisi di pabrik industri yang wajib di lakukan secara kontinue.
b) Check Aliran Oli Pelumasan.
Pengecheckan Aliran Oli pelumasan mempunyai tujuan untuk :
- Memastikan bahwa sirkulasi oli pelumasan berfungsi dengan baik.
- Memastikan bahwa komponen mesin terlubrikasi oleh oli pelumas.
- Memastikan bahwa oli pelumas sampai ke sasaran atau komponen mesin.
Pengecheckan aliran oli pelumasan biasa di lakukan dengan melihat secara visual pada Flow Glass Oli dan melihat pressure atau tekanan oli melalui Pressure Gauge.
c) Check Volume Grease Pelumas.
Grease merupakan salah satu komponen pelumasan pada komponen mesin yang berfungsi untuk melumasi part - part mesin yang bergerak sebagaimana halnya oli.
Hanya grease biasanya untuk melumasi part - part mesin yang berbentuk bearing , linear motion, ball screw, pillow block dan sejenisnya. Sedangkan oli merupakan komponen pelumasan untuk melumasi part - part mesin seperti neck gear, gear box, cyclo drive dan sejenisnya yanng menggunakan part berupa gear atau roda gigi.
Dengan terkontrolnya kondisi Volume Grease setiap hari merupakan salah satu aktifitas perawatan mesin oleh seorang teknisi karena tindakan tersebut sebagai control check terhadap volume grease, yang jika tidak terkontrolnya volume grease akan bereffect tidak ada supply grease ke komponen mesin sehingga akan terjadi kerusakan yang parah.
Adapun tujuan mengecheck kondisi volume Grease Pelumasan adalah sebagai berikut :
- Untuk memastikan bahwa sistem pelumasan berfungsi dengan baik dan tidak ada masalah.
- Sebagai rutinitas untuk mengisi ulang kondisi volume Grease agar tidak kehabisan grease secara mendadak.
- Untuk memastikan tidak ada kebocoran pada sistem pelumasan baik melalui pipping dan komponen mesin lainnya.
2) Weekly Check.
Weekly Check merupakan aktifitas pekerjaan yang biasa di kerjakan oleh seorang pekerja pada setiap minggu sekali.
Adapun contoh pengecheckan kondisi mesin yang di lakukan pada Weekly Check antara lain adalah :
a) Vibrasi Check.
Vibrasi check merupakan salah satu aktifitas perawatan yang di lakukan oleh seorang teknisi untuk mengetahui seberapa besar getaran yang terjadi pada komponen mesin.
Mengapa Besarnya Vibrasi komponen mesin harus di ukur dan di ketahui ?
Terjadinya vibrasi atau getaran pada komponen mesin yang tidak wajar merupakan salah satu tanda bahwa komponen mesin tersebut tidak normal atau terjadi kerusakan.
Sehingga dengan mengetahui besarnya vibrasi atau getaran yang terjadi pada komponen mesin merupakan salah satu langkah preventive sebelum terjadi kerusakan yang serius pada komponen mesin.
Beberapa contoh komponen mesin yang harus di check kondisi vibrasi atau getarannya adalah sebagai berikut :
- Bearing gear box pada saat kondisi mesin running.
- Bearing motor penggerak pada saat kondisi runnning.
- Bearing dan gear pada cyclo drive pada saat kondisi running.
- Bunyi gear penggerak pada gear box pada saat kondisi running.
Dengan mengetahui kondisi getaran yang abnormal sebelum terjadi kerusakan yang parah merupakan langkah pencegahan, sehingga seorang teknisi bisa mempersiapkan segala kebutuhan untuk melakukan perbaikan terhadap hal abnormal tersebut.
Adapun cara mengecheck vibrasi atau getaran pada komponen mesin tersebut yang di lakukan oleh Teknisi mekanik adalah dengan menggunakan Alat Ukur berupa Vibration Meter.
b) Temperatur Check.
Mengecheck kondisi temperatur atau suhu pada komponen mesin tertentu juga merupakan aktifitas penting lainnya yang termasuk tindakan perawatan mesin di pabrik industri.
Adapun komponen - komponen mesin yang perlu di pastikan atau di check kondisi temperaturnya adalah sebagai berikut :
- Bearing pada komponen mesin yang selalu bergerak atau berputar seperti bearing pada Ball Screw..
- Bearing Gear Box pada saat berputar.
- Bushing pada Roll Calender.
- Bearing pada feed roll Screw Extruder.
- Dan lain sebagainya.
Maksud dari pengecheckan kondisi temperatur pada komponen - komponen mesin tersebut adalah untuk memastikan bahwa komponen bearing tersebut tersupply pelumasan secara maksimal, sehingga apabila kondisi temperatur bearing tersebut panas maka bisa di pastikan bahwa telah terjadi sistem pelumasan yang abnormal.
Sedangkan cara mengecheck kondisi Temperatur atau suhu dari komponen mesin tersebut adalah dengan menggunakan Alat Ukur Thermometer Infra Red.
3) Running Inspeksi.
Runnning Inspeksi merupakan salah satu aktifitas pekerjaan perawatan terhadap Mesin yang di lakukan pada saat kondisi mesin running oleh seorang Teknisi di dalam pabrik industri.
Adapun maksud melakukan Running Inspeksi adalah sebagai berikut :
- Untuk mencari kondisi abnormal dari komponen mesin pada saat kondisi running.
- Untuk melihat secara visual kondisi mesin secara keseluruhan pada saat kondisi running.
- Untuk mencari abnormal proses pada komponen mesin pada saat kondisi mesin running.
- Untuk mencari abnormal fungsi dari berbagai komponen mesin pada saat kondisi mesin running.
Dengan melihat kondisi mesin pada saat berjalan atau kondisi running akan benar - benar melihat dan menemukan hal yang sesungguhnya terjadi pada komponen - komponen mesin, sehingga jika menemukan hal abnormal yang terjadi akan menjadi schedule perbaikan berikutnya.
Sehingga aktifitas Running Inspeksi merupakan langkah tepat sebagai aktifitas perawatan mesin yang di lakukan oleh seorang teknisi yaitu untuk mengetahui kondisi sesungguhnya mesin produksi pada saat running dan jika menemukan hal abnormal akan segera bisa di perbaiki atau di schedule perbaikan berikutnya.
Running Inspeksi ini biasanya di lakukan setiap bulan sekali, sehingga apabila menemukan item - item abnormal akan di follow up kemudian hari atau di scheduling perbaikan pada waktu Shut Down bulanan atau shut down kecil.
4) Preventive Maintenance.
Preventive maintenance merupakan salah satu aktifitas perbaikan kerusakan pada mesin produksi atau komponen mesin yang di lakukan pada waktu mesin stop atau pada waktu teknisi meminta waktu kepada member produksi untuk melakukan perbaikan dengan alasan darurat kondisi.
Melakukan perbaikan mesin berupa Preventive Maintenance ini biasanya tidak membutuhkan waktu yang lama, karena perlakuan ini merupakan tindakan darurat yang di ambil langkah seorang teknisi untuk antisipasi agar kerusakan yang terjadi tidak bertambah parah.
Mengapa Preventive Maintenace ini harus segera di lakukan ?
- Untuk menjaga agar kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut tidak menjadi sangat parah.
- Untuk menghindari supaya trouble mesin tersebut tidak terjadi pada waktu man power teknisi tidak maksimal, misalkan terjadi di malam hari, terjadi di hari libur, yang nota bene man power teknisi tidak hadir semuanya.
- Untuk mencegah agar akar masalah pada trouble tidak menjalar panjang yang akan berakibat trouble yang komplikasi.
5) Shut Down.
Shut Down merupakan salah satu aktifitas perawatan yang biasa di lakukan oleh Teknisi di Pabrik Industri untuk melakukan perbaikan mesin pada waktu kondisi mesin stop dan dengan waktu yang sudah di rencanakan sebelumnya berdasarkan kesepakatan antara teknisi dengan member produksi.
Adapun bentuk Shut Down itu sendiri ada
- Shut Down berskala Kecil yaitu jenis shut down yang di kerjakan pada setiap sebulan sekali dengan membutuhkan waktu sekitar 2 - 4 jam.
- Shut Down berskala Besar yaitu jenis shut down yang di kerjakan pada waktu musiman dengan membutuhkan waktu di atas 24 jam pada setiap jobnya.
Sedangkan tujuan dari shut down tersebut adalah sebagai berikut :
- Untuk melakukan perbaikan mesin yang kerusakannya sudah terdeteksi sebelumnya.
- Untuk melakukan Inspeksi bulanan atau tahunan yaitu melakukan pengecheckan kondisi yang sebenarnya pada komponen mesin.
- Untuk melakukan modifikasi pada bagian komponen mesin tertentu.
- Untuk melakukan pemeliharaan terhadap kondisi mesin secara safety dan fungsi komponen mesin.
- Dan lain sebagainya.
Sedangkan shut down itu sendiri di lakukan oleh gabungan para teknisi seperti Teknisi Mekanik, Teknisi Elektrik, Teknisi Instrument, Teknisi Sipil , dan teknisi lainnya.
Demikian sedikit ulasan tentang Jenis jenis aktifitas Perawatan Mesin yang di lakukan oleh Teknisi di pabrik industri.
Demikian sedikit ulasan tentang Jenis jenis aktifitas Perawatan Mesin yang di lakukan oleh Teknisi di pabrik industri.
No comments