Macam - Macam Mesin di Pabrik Tekstil beserta fungsi dan cara kerjanya.
Salah satu macam mesin yang ada di pabrik tekstil adalah Mesin tenun yang digunakan untuk membuat kain dengan menginterlacing benang melintang (pakan) dan benang tegak (lusi). Benang pakan melewati benang lusi untuk membentuk pola kain yang diinginkan.
Proses produksi di pabrik tekstil dimulai dengan pemilihan dan pengolahan bahan baku. Serat alami seperti kapas, wol, sutra, atau linen, dan serat sintetis seperti polyester atau nilon, akan diolah untuk menghasilkan benang.
Langkah ini melibatkan pemintalan atau pencampuran serat, diikuti dengan proses penggulungan dan pemintalan menjadi benang.
Setelah benang dihasilkan, tahap berikutnya adalah pembuatan kain. Benang-benang tersebut ditenun atau dianyam menjadi kain dengan menggunakan mesin tenun atau mesin anyam.
Pada tahap ini, pola dan struktur kain ditentukan, termasuk kepadatan, ketebalan, dan pola warna.
Setelah kain jadi, proses selanjutnya adalah pabrikasi produk tekstil. Pabrik tekstil dapat memproduksi berbagai jenis produk, termasuk pakaian jadi, seprai, handuk, karpet, kain industri, dan banyak lagi.
Tahap ini melibatkan pemotongan kain sesuai dengan pola produk yang diinginkan, diikuti dengan jahitan, penyelesaian, dan finishing.
Selama proses produksi, pabrik tekstil menggunakan berbagai mesin dan peralatan khusus, seperti mesin pemintal, mesin tenun, mesin jahit, dan mesin finishing.
Macam - macam Mesin di Pabrik Tekstil beserta Fungsinya.
Berikut adalah beberapa contoh mesin yang umum digunakan di pabrik tekstil, lengkap dengan fungsi dan cara kerjanya:
1. Mesin Tenun.
Mesin tenun digunakan untuk membuat kain dengan menginterlacing benang melintang (pakan) dan benang tegak (lusi). Benang pakan melewati benang lusi untuk membentuk pola kain yang diinginkan.
Mesin tenun dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai jenis kain seperti katun, sutra, wol, dan poliester.
2. Mesin Rajut.
Mesin rajut digunakan untuk membuat kain dengan menggunakan benang yang saling terkait melalui pengait atau jarum khusus.
Mesin rajut dapat menghasilkan kain dengan pola yang berbeda-beda, seperti rajutan halus atau rajutan berlubang. Mesin rajut umumnya digunakan untuk menghasilkan kaus, kaus kaki, atau pakaian dalam.
Baca juga tentang :
- Macam - macam istilah di pabrik tekstil beserta artinya.
- Macam - macam jabatan di pabrik tekstil beserta tugas dan tanggung jawabnya.
- Perbedaan tugas Leader, Foreman dan Supervisor di Pabrik Tekstil.
3. Mesin Pemintal.
Mesin pemintal digunakan untuk memintal serat benang menjadi benang yang lebih kuat dan lebih kohesif.
Serat benang dari bahan seperti katun, sutra, atau wol diolah melalui mesin pemintal untuk menghasilkan benang yang dapat digunakan dalam proses produksi kain.
4. Mesin Pencuci.
Mesin pencuci digunakan untuk mencuci kain setelah proses produksi. Mesin pencuci membantu menghilangkan kotoran, noda, dan sisa bahan kimia yang tertinggal pada kain.
Proses pencucian ini penting untuk memastikan kebersihan dan kualitas kain sebelum dikemas atau diproses lebih lanjut.
5. Mesin Pewarnaan.
Mesin pewarnaan digunakan untuk memberikan warna pada kain. Dalam mesin pewarnaan, kain direndam dalam larutan pewarna yang tepat sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode pewarnaan kain seperti pewarnaan celup, pewarnaan kain dalam bentuk cetak, atau pewarnaan kain dalam bentuk padat.
6. Mesin Pemotong Kain.
Mesin pemotong kain digunakan untuk memotong kain menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan.
Mesin ini biasanya dilengkapi dengan pisau tajam yang secara otomatis atau manual memotong kain sesuai dengan pola atau desain yang telah ditentukan sebelumnya.
7. Mesin Jahit.
Mesin jahit adalah mesin yang digunakan untuk menggabungkan atau menyatukan potongan-potongan kain menjadi produk jadi.
Mesin jahit bekerja dengan cara menjahit benang melalui potongan kain untuk membentuk jahitan yang kuat dan presisi.
Terdapat berbagai jenis mesin jahit, seperti mesin jahit industri, mesin jahit portable, atau mesin jahit otomatis.
8. Mesin Bordir.
Mesin bordir digunakan untuk membuat pola atau hiasan pada kain dengan menggunakan benang yang khusus.
Mesin bordir dapat membuat pola yang rumit dan detail dengan cepat dan presisi.
9. Mesin Cuci Kering.
Mesin cuci kering adalah mesin yang digunakan untuk mengeringkan kain setelah proses pencucian.
Mesin ini menggunakan panas dan perputaran untuk menghilangkan kelembaban dari kain dengan cepat.
Proses pengeringan ini membantu mengurangi waktu pengeringan dan meningkatkan efisiensi produksi.
10. Mesin Finishing.
Mesin finishing digunakan untuk memberikan sentuhan akhir pada kain setelah proses produksi selesai.
Mesin ini dapat melakukan berbagai fungsi, seperti menghaluskan kain, merapikan serat, menghilangkan kerutan, atau memberikan efek khusus seperti kilap atau tekstur tertentu pada kain.
11. Mesin Printing.
Mesin printing digunakan untuk mencetak pola atau desain pada kain.
Mesin printing dapat menggunakan metode cetak screen, cetak digital, atau cetak transfer panas.
Mesin ini mengaplikasikan tinta pada kain dengan presisi tinggi, memungkinkan pencetakan gambar, pola, atau desain yang rumit.
12. Mesin Bubut.
Mesin bubut digunakan dalam proses pembuatan komponen mesin atau suku cadang di pabrik tekstil.
Mesin ini bekerja dengan cara memutar benda kerja dan menggunakan pisau pemotong yang dipasang pada pahat untuk membentuk atau memotong benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.
13. Mesin Pengepakan.
Mesin pengepakan digunakan untuk membungkus kain atau produk tekstil secara rapi dan efisien.
Mesin ini dapat melakukan proses lipatan, pelipatan, atau pengemasan kain dalam bentuk gulungan, bal, atau kemasan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
14. Mesin Inspeksi.
Mesin inspeksi digunakan untuk memeriksa kualitas dan kecacatan pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini menggunakan sensor atau kamera untuk mendeteksi kecacatan seperti benang putus, noda, atau cacat lainnya pada kain.
Dengan menggunakan mesin inspeksi, proses pemeriksaan kualitas dapat dilakukan secara otomatis dan lebih efisien.
15. Mesin Pemintalan Rotor.
Mesin pemintalan rotor digunakan untuk memintal serat-serat kasar menjadi benang melalui proses pemintalan dengan menggunakan rotor yang berputar.
Mesin ini biasanya digunakan untuk menghasilkan benang dengan kekuatan yang tinggi dan dapat digunakan untuk berbagai jenis serat, seperti kapas, wol, atau sintetis.
Baca juga tentang :
- Macam - macam Singkatan di pabrik industri.
- Macam - macam istilah dipabrik Industri lengkap dengan artinya.
- Macam - macam Istilah di Pabrik Farmasi beserta artinya.
16. Mesin Filament.
Mesin filament digunakan untuk memproduksi benang filament, yaitu benang yang terdiri dari serat tunggal yang panjang dan kuat.
Proses produksi benang filament melibatkan peleburan bahan baku seperti polimer, kemudian ditarik menjadi benang yang kontinu menggunakan sistem putar atau geser.
17. Mesin Perajut.
Mesin perajut digunakan untuk membuat kain rajutan dengan menggunakan benang yang saling terkait melalui jarum-jarum khusus.
Mesin perajut dapat menghasilkan kain dengan tekstur dan pola yang berbeda-beda.
18. Mesin Cutting Plotter.
Mesin cutting plotter digunakan dalam proses pemotongan bahan seperti kain, vinyl, atau bahan fleksibel lainnya.
Mesin ini menggunakan pisau yang dikontrol oleh perangkat lunak khusus untuk memotong bahan sesuai dengan pola atau desain yang diinginkan.
Mesin cutting plotter umumnya digunakan untuk pembuatan pola, stiker, atau hiasan tekstil.
19. Mesin Embos.
Mesin embos digunakan untuk memberikan efek tiga dimensi pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini bekerja dengan cara menekan pola atau desain yang terukir pada kain menggunakan suhu dan tekanan yang tepat.
Proses embos dapat menghasilkan tekstur yang menarik dan memberikan nilai tambah pada produk tekstil.
20. Mesin Hemming.
Mesin hemming digunakan untuk menghasilkan jahitan tepi pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini dapat melakukan jahitan yang rapi dan presisi untuk menghindari kain yang kusut atau benang yang melorot.
Mesin hemming umumnya digunakan untuk menyelesaikan tepi kain, seperti pinggiran pakaian, seprai, atau kain meja.
21. Mesin Laminasi.
Mesin laminasi digunakan untuk melapisi kain atau produk tekstil dengan lapisan pelindung, seperti lapisan plastik, film, atau bahan lainnya.
Lapisan ini dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap kelembapan, noda, atau kerusakan fisik. Mesin laminasi dapat meningkatkan tahan lama dan daya tahan produk tekstil.
22. Mesin Laser Cutting.
Mesin laser cutting digunakan untuk memotong kain atau bahan tekstil dengan menggunakan sinar laser yang presisi tinggi.
Mesin ini dapat membuat pemotongan yang akurat dan rapi tanpa menghasilkan gesekan atau tekanan yang dapat merusak kain.
Mesin laser cutting juga memungkinkan pemotongan dengan pola atau desain yang rumit.
Baca juga tentang :
- Macam - macam istilah di pabrik kimia beserta artinya
- Macam - macam singkatan di pabrik kimia beserta artinya.
- Macam - macam pabrik Tekstil beserta pengertiannya.
23. Mesin Ultrasonik.
Mesin ultrasonik digunakan dalam proses penyambungan atau pengelasan bahan tekstil.
Mesin ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghasilkan panas yang kemudian mencairkan permukaan bahan sehingga dapat disambungkan atau dielas.
Mesin ultrasonik digunakan untuk membuat jahitan yang kuat dan tahan lama pada kain atau produk tekstil.
24. Mesin Perekat Panas.
Mesin perekat panas digunakan untuk menempelkan atau menyatukan bahan tekstil dengan menggunakan panas dan tekanan.
Mesin ini menggunakan lem panas atau perekat termal yang mencair akibat panas, kemudian mengikat dan menyatukan bahan tekstil secara permanen.
Mesin perekat panas umumnya digunakan untuk membuat jahitan yang kuat atau menambahkan aksesori pada kain.
25. Mesin Digital Printing.
Mesin digital printing digunakan untuk mencetak pola, gambar, atau desain secara langsung pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini menggunakan teknologi cetak digital yang memungkinkan hasil cetakan dengan kualitas tinggi dan variasi desain yang fleksibel.
26. Mesin Pencacah Serat.
Mesin pencacah serat digunakan untuk menghancurkan atau mencacah serat-serat tekstil menjadi serpihan-serpihan kecil.
Mesin ini berguna dalam daur ulang limbah tekstil atau penggunaan kembali serat-serat yang sudah tidak terpakai.
Serpihan-serpihan serat hasil pencacahan dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi, seperti pembuatan isolasi, produk non-tenunan, atau campuran bahan.
27. Mesin Carding.
Mesin carding digunakan untuk menyisir, mengurai, dan merapikan serat tekstil.
Serat-serat yang masuk ke mesin carding dipecah-pecahkan dan disisir dengan menggunakan drum-drum yang bergerigi, sehingga serat-serat tersusun secara rata dan paralel.
Mesin carding membantu dalam persiapan serat sebelum proses pemintalan lebih lanjut.
28. Mesin Dyeing.
Mesin dyeing (pewarnaan) adalah mesin yang digunakan untuk memberikan warna pada serat, benang, atau kain.
Dalam mesin dyeing, bahan yang akan diwarnai direndam dalam larutan pewarna yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Mesin dyeing dilengkapi dengan sistem pengaturan suhu, waktu, dan agitasi untuk memastikan pewarnaan yang merata dan tepat.
29. Mesin Spinning.
Mesin spinning (pemintalan) digunakan untuk memintal serat menjadi benang yang lebih kuat dan kohesif.
Serat-serat yang telah disiapkan melalui proses carding dimasukkan ke dalam mesin spinning. Di dalam mesin ini, serat-serat tersebut ditarik dan diputar dengan kecepatan tinggi, sehingga serat-serat terjalin menjadi benang.
Mesin spinning juga dapat melakukan proses penekanan dan penghalusan benang untuk meningkatkan kualitasnya.
30. Mesin Warping.
Mesin warping digunakan untuk mempersiapkan benang pakan sebelum proses penenunan.
Benang pakan yang telah disiapkan di mesin warping ditarik dan diatur secara paralel, kemudian disusun menjadi untai atau lembaran yang siap digunakan dalam mesin tenun.
Proses warping memastikan bahwa benang pakan terorganisir dengan baik untuk mencapai kualitas tenunan yang baik.
31. Mesin Sizing.
Mesin sizing digunakan untuk memberikan lapisan pelindung pada benang pakan sebelum proses penenunan.
Lapisan sizing yang diterapkan pada benang pakan bertujuan untuk melindungi serat-serat dan memperbaiki kekuatan benang selama proses penenunan.
Mesin sizing menggunakan campuran bahan sizing yang tepat dan kemudian menerapkannya pada benang pakan dengan cara menggulung benang pakan melalui rangkaian gulungan roller.
32. Mesin Loom.
Mesin loom adalah salah satu mesin utama yang digunakan di pabrik tekstil untuk proses penenunan atau pembuatan kain.
Mesin loom memiliki peran penting dalam mengubah benang menjadi kain yang jadi.
Mesin ini bekerja dengan cara menyusun benang-benang secara teratur dan saling melintang untuk membentuk pola kain yang diinginkan.
Prinsip kerja mesin loom dimulai dengan memasukkan benang pakan (warp yarns) secara sejajar pada bingkai atau rangka yang disebut warp beam.
Benang pakan ini ditarik melalui mekanisme rapat (heddle) dan rapat poros (reed) untuk membentuk susunan yang seragam.
Di sisi lain, benang pakan akan bergerak naik dan turun melalui mekanisme pedal untuk membentuk pola kain.
33. Mesin Heat Setting.
Mesin heat setting digunakan dalam proses penyetelan panas pada serat atau kain sintetis.
Mesin ini mengaplikasikan panas dan tekanan pada serat atau kain untuk mengatur struktur molekul dan menghilangkan tegangan dalam bahan.
Proses heat setting membantu menjaga bentuk dan dimensi kain sintetis serta meningkatkan stabilitas dimensi dan kekuatannya.
34. Mesin Calendering.
Mesin calendering digunakan untuk menghaluskan, mengkilapkan, dan meratakan kain. Mesin ini terdiri dari rol-rol panas yang dipanaskan dan dipadatkan pada kain yang melewati celah di antara mereka.
Proses ini menghasilkan permukaan kain yang lebih halus, mengurangi kerutan, dan memberikan efek kilap tertentu.
35. Mesin Brushing.
Mesin brushing digunakan untuk memberikan tekstur atau menambahkan bulu halus pada permukaan kain.
Mesin ini memiliki sikat-sikat khusus yang berputar dan bersentuhan dengan kain. Saat kain melewati mesin brushing, sikat-sikat ini merapikan serat-serat pada permukaan kain dan menciptakan efek lembut atau berbulu.
36. Mesin Shearing.
Mesin shearing digunakan untuk memotong atau meratakan serat-serat pada permukaan kain. Mesin ini memiliki pisau pemangkas yang dipasang di atas permukaan kain yang bergerak.
Serat-serat yang lebih panjang atau tidak diinginkan dipotong dengan presisi oleh pisau pemangkas ini, menghasilkan permukaan kain yang rata dan halus.
37. Mesin Singeing.
Mesin singeing digunakan untuk menghilangkan bulu-bulu halus yang muncul dari permukaan kain.
Mesin ini menggunakan panas tinggi untuk membakar atau menguapkan bulu-bulu tersebut, sehingga permukaan kain menjadi halus, rata, dan bebas bulu.
Proses singeing membantu meningkatkan kualitas dan tampilan estetik kain.
38. Mesin Mangle.
Mesin mangle digunakan untuk menghaluskan kain, menghilangkan kelembutan berlebih, dan mengeringkan kain setelah proses pencucian.
Mesin ini bekerja dengan cara melewatkan kain antara dua rol yang diatur dengan tekanan dan kecepatan yang tepat.
Proses ini membantu mengurangi kelembutan berlebih dan menghasilkan kain yang lebih kering dan lebih mudah untuk direkayasa.
39. Mesin Tentering.
Mesin tentering digunakan untuk meregangkan dan menjaga dimensi kain selama proses pengeringan atau pemanasan.
Kain ditarik secara merata pada bingkai (tenter frame) dan dipanaskan untuk menghilangkan kelembaban atau memberikan perlakuan khusus.
Proses tentering membantu menjaga kestabilan dimensi kain dan memastikan kain tetap rata dan tidak menyusut.
40. Mesin Decatising.
Mesin decatising adalah salah satu mesin yang digunakan di pabrik tekstil untuk menghilangkan kerutan dan meringankan kain yang telah melalui proses penenunan atau pencucian.
Mesin ini bekerja dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan yang dikendalikan untuk memberikan perlakuan pada permukaan kain.
Prinsip kerja mesin decatising dimulai dengan melewatkannya kain melalui gulungan panas yang disebut decatising cylinder.
Cylinder ini dipanaskan hingga suhu yang tepat dan kemudian kain dilewatkan di atasnya. Pada saat melewati cylinder, suhu tinggi dan tekanan yang dihasilkan akan menghilangkan kerutan dan memberikan efek meratakan pada kain.
41. Mesin Coating.
Mesin coating digunakan untuk melapisi permukaan kain dengan lapisan pelindung atau dekoratif.
Mesin ini menerapkan lapisan cair atau pasta pada permukaan kain dengan presisi dan ketebalan yang diinginkan.
Lapisan ini dapat memberikan kain sifat-sifat tambahan, seperti ketahanan terhadap air, tahan luntur, atau efek khusus seperti laminasi atau tekstur.
42. Mesin Baling.
Mesin baling digunakan untuk mengompres kain atau serat tekstil menjadi bentuk bal atau bale yang padat dan mudah untuk diangkut atau disimpan.
Mesin ini bekerja dengan mengemas kain atau serat menjadi bal menggunakan tekanan dan pengikatan yang kuat.
Proses pembal ini membantu mengoptimalkan ruang penyimpanan dan transportasi produk tekstil.
43. Mesin Pelletizing.
Mesin pelletizing digunakan dalam pengolahan serat tekstil menjadi bentuk butiran atau pelet.
Mesin ini mencacah serat tekstil menjadi serpihan-serpihan kecil dan kemudian mengkompresnya menjadi pelet menggunakan tekanan dan panas.
Pelet ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti bahan campuran, produk non-tenunan, atau bahan bakar alternatif.
44. Mesin Automatic Cutting and Sewing.
Mesin automatic cutting and sewing adalah mesin yang menggabungkan fungsi pemotongan dan jahitan secara otomatis.
Mesin ini menggunakan perangkat lunak dan sensor untuk mengenali pola atau desain yang akan dipotong dan dijahit pada kain.
Proses ini dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk pemotongan dan jahitan manual.
45. Mesin Folding.
Mesin folding digunakan untuk melipat kain atau produk tekstil secara otomatis.
Mesin ini mengatur kain menjadi lipatan yang rapi dan konsisten sesuai dengan pengaturan yang diinginkan.
Proses folding membantu dalam pengemasan dan penyimpanan produk tekstil yang lebih efisien dan mudah dalam distribusi.
46. Mesin Labeling.
Mesin labeling digunakan untuk memberikan label atau tanda pengenal pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini secara otomatis menempelkan label pada kain atau produk dengan presisi dan kecepatan yang tinggi.
Proses labeling ini membantu dalam identifikasi produk, branding, atau informasi penting lainnya pada kain.
47. Mesin Recycling.
Mesin recycling digunakan untuk mendaur ulang limbah tekstil atau produk tekstil yang sudah tidak terpakai.
Mesin ini melakukan proses pemulihan dan pemrosesan limbah tekstil untuk menghasilkan serat-serat baru yang dapat digunakan kembali dalam produksi tekstil.
Proses recycling membantu dalam pengurangan limbah dan penggunaan sumber daya yang lebih berkelanjutan.
48. Mesin Digital Pattern Making.
Mesin digital pattern making digunakan untuk pembuatan pola secara digital.
Mesin ini menggantikan metode manual tradisional dalam pembuatan pola kain dengan menggunakan perangkat lunak khusus.
Mesin ini memanfaatkan teknologi komputer dan perangkat lunak khusus yang memungkinkan desainer atau pengrajin tekstil untuk membuat, mengubah, atau menyesuaikan pola kain dengan cepat, akurat, dan efisien.
Prinsip kerja mesin digital pattern making dimulai dengan penggunaan perangkat lunak khusus yang terintegrasi dengan mesin.
Desainer atau pengrajin dapat mengimpor atau membuat pola kain menggunakan perangkat lunak ini. Perangkat lunak ini menyediakan berbagai fitur dan alat untuk menggambar, mengukur, dan mengedit pola sesuai kebutuhan.
49. Mesin Inspection.
Mesin inspection digunakan untuk memeriksa kualitas kain atau produk tekstil secara visual.
Mesin ini dilengkapi dengan sensor optik dan sistem pengolahan citra yang dapat mendeteksi cacat, noda, atau ketidaksempurnaan lainnya pada permukaan kain.
Proses inspeksi ini membantu dalam pengendalian kualitas produk dan mengidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki.
50. Mesin Wrapping.
Mesin wrapping digunakan untuk membungkus atau mengemas kain atau produk tekstil secara rapi dan aman.
Mesin ini menggulung kain atau produk tekstil ke dalam bentuk gulungan yang terlindungi, menggunakan bahan pembungkus seperti plastik atau kertas.
Proses wrapping membantu dalam pengiriman, penyimpanan, atau presentasi produk yang lebih efisien.
51. Mesin Label Removal.
Mesin label removal digunakan untuk menghapus label atau tanda pengenal pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini secara otomatis menghapus label yang menempel pada kain dengan menggunakan teknologi seperti panas atau tekanan.
Proses label removal ini membantu dalam pengolahan ulang kain atau produk tekstil yang sudah tidak memerlukan label lagi.
52. Mesin Repairing.
Mesin repairing digunakan untuk memperbaiki atau mengatasi kerusakan pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini dilengkapi dengan perangkat khusus yang dapat mengganti benang yang patah, memperbaiki jahitan yang rusak, atau menghilangkan cacat pada kain.
Proses repairing membantu dalam memperpanjang umur pakai produk tekstil dan mengurangi limbah.
53. Mesin Drying.
Mesin drying digunakan untuk mengeringkan kain atau produk tekstil setelah proses pencucian atau perlakuan lainnya.
Mesin ini menggunakan suhu dan aliran udara yang dikendalikan untuk menghilangkan kelembaban dari kain dengan cepat dan efisien.
Proses drying membantu dalam mempersiapkan kain untuk proses selanjutnya atau untuk penggunaan langsung.
54. Mesin Pilling Tester.
Mesin pilling tester digunakan untuk menguji tingkat pilling (timbulnya benang-benang kecil) pada kain atau produk tekstil.
Mesin ini menggunakan gesekan dan tekanan yang terkontrol untuk mensimulasikan kondisi penggunaan atau pemakaian yang intensif pada kain.
Proses pengujian ini membantu dalam menentukan kualitas dan daya tahan kain terhadap pilling.
55. Mesin Tearing Tester.
Mesin tearing tester digunakan untuk menguji kekuatan tarik atau daya tahan kain terhadap robekan.
Mesin ini menggunakan tekanan yang dikontrol untuk merobek atau memotong sebagian kecil kain, kemudian mengukur kekuatan tarik yang diperlukan untuk merobek kain sepenuhnya.
Proses pengujian ini membantu dalam mengevaluasi kekuatan dan keandalan kain.
56. Mesin Creasing Tester.
Mesin creasing tester digunakan untuk menguji ketahanan kain terhadap lipatan atau goresan.
Mesin ini dirancang khusus untuk mensimulasikan kondisi pemakaian sehari-hari atau lingkungan tertentu yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya lipatan pada kain.
Prinsip kerja mesin creasing tester adalah dengan melipat atau menggores kain pada sudut-sudut tertentu dengan tekanan yang dikontrol.
Proses pengujian ini dilakukan untuk mengukur ketahanan kain terhadap pembentukan lipatan atau goresan yang dapat terjadi selama pemakaian normal atau proses produksi.
Demikian sedikit ulasan tentang macam - macam mesin di pabrik tekstil beserta fungsinya.
No comments