Breaking News

Macam Istilah pada Teknisi Instalasi Listrik : Konsleting, Korsleting, Instalasi Listrik, Tespen, Dll


Pengertian Istilah pada Teknisi Listrik.

Istilah - istilah yang biasa di gunakan oleh Teknisi Listrik di dalam pabrik Industri merupakan bahasa yang biasa di pakai sebagai bahasa komunikasi antar Teknisi Listrik maupun dengan pekerja lainnya di dalam perusahaan tersebut.

Istilah tersebut merupakan bahasa untuk menyebut sebuah benda, aktifitas maupun suatu kejadian di ruang lingkup kerja Internal Pabrik Industri tersebut.

Ada beberapa Istilah yang di gunakan di dalam komunitas Pabrik Industri tersebut merupakan Istilah yang sudah umum dan ada juga Istilah yang merupakan bahasa yang di ciptakan oleh pekerja Internal pabrik Industri itu sendiri.

Macam - Macam Istilah di Dalam Teknisi Listrik.

Sebagai Teknisi Listrik di sebuah pabrik Industri selalu terbiasa menggunakan Istilah atau bahasa Teknik untuk menyebut sebuah Benda atau kegiatan internal di dalam Teknisi Listrik itu Sendiri.

Berikut beberapa Macam Istilah yang biasa di gunakan oleh para Teknisi Listrik di area kerjanya :

1) Istilah Konsleting atau Korsleting.

Korsleting atau Konsleting adalah merupakan bahasa yang sering di sebutkan oleh Para Teknisi Listrik di sebuah pabrik Industri untuk mengatakan terjadinya salah satu penyebab terjadinya mati lampu karena Korsleting atau Konsleting.

Sedang Arti Korsleting atau Konsleting itu sendiri adalah Terputusnya arus listrik karena Kawat yang bermuatan positif dengan kawat bermuatan negatif bersentuhan sehingga mengakibatkan adanya hubungan pendek.

Dengan adanya hubungan pendek tersebut berakibat terjadi putus arus listrik sehingga power listrik untuk operasi di area pabrik Industri menjadi Off atau mati atau yang biasa di sebut dengan mati lampu.

Untuk menangani trouble adanya Konsleting atau Korsleting tersebut tentunya merupakan Tugas dan Tanggung Jawab Teknisi Listrik di dalam pabrik Industri tersebut.

2) Istilah Instalasi Listrik.

Instalasi Listrik merupakan Istilah yang di gunakan oleh Para teknisi Listrik maupun para Teknisi lainnya di dalam pabrik Industri untuk menyebut sebuah Rangkaian atau Jaringan kelistrikan yang ada di dalam Pabrik Industri atau pada area Mesin Produksi.

Instalasi Listrik di lakukan oleh Teknisi Listrik pada saat akan melakukan Pemasangan dan penyaluran supply arus listrik ke area yang di kehendaki di dalam pabrik Industri tersebut.

Instalasi Listrik ini adalah melakukan penarikan kabel beserta berbagai komponen lainnya sebagai sarana untuk menyalurkan arus listrik ke area kerja.

Berikut beberapa contoh komponen kelistrikan yang di butuhkan untuk menyalurkan arus listrik atau Instalasi Kelistrikan di dalam pabrik Industri adalah sebagai berikut ;

  • Kabel sebagai komponen utama untuk menyalurkan arus listrik atau power listrik utama.
  • Saklar sebagai pemutus dan penghubung arus listrik ke lampu atau benda lainnya.
  • Lampu sebagai komponen penghasil cahaya untuk menerangi area kerja dan lain sebagainya.
  • Panel Power sebagai pusat induk supply arus listrik.
  • Dan lain sebagainya.
3) Istilah Tespen.

Tespen merupakan salah satu nama alat bantu yang sering digunakan oleh para Teknisi Listrik untuk melakukan pekerjaan di dalam Instalasi Kelistrikan atau untuk melakukan pengecheckan ada atau tidaknya arus listrik atau setrum pada komponen Listrik.

Mengecheck ada atau tidaknya arus listrik atau yang biasa disebut dengan setrum merupakan salah satu langkah untuk bekerja safety agar operator atau Teknisi Listrik terbebas dari potensi bahaya setrum yang bisa mengakibatkan operator terluka atau meninggal dunia karena tersetrum.

4) Istilah Shut Down.

Shut Down merupakan salah satu Istilah yang sering di gunakan oleh para Teknisi di pabrik Industri, salah satunya adalah Teknisi Listrik Mesin Industri.

Shut Down mempunyai arti Sebuah aktifitas yang di lakukan oleh Teknisi Listrik untuk melakukan perbaikan total terhadap mesin produksi dari segi kelistrikan mesin produksi, yang di mana jadwal atau schedule perbaikan tersebut sudah di rencanakan jauh hari sebelumnya.

Schedule atau jadwal shut down ini merupakan jadwal perbaikan mesin yang sudah di rencanakan dan sudah di setujui oleh semua pihak yang berkepentingan atau para pihak yang terkait.

Shut down ini merupakan aktifitas bulanan dan shut down tahunan yang di lakukan oleh para Teknisi Listrik untuk melakukan perbaikan atau improvement pada mesin produksi dari segi Instalasi Listrik

Adapun tujuan dari Aktifitas Shut Down yang di lakukan Oleh para anggota Teknisi Listrik adalah sebagai berikut :

  • Untuk melakukan perbaikan total terhadap mesin produksi yang mengalami kerusakan dari segi Instalasi Listrik.
  • Untuk melakukan improvement atau modifikasi mesin produksi dari segi Instalasi Listrik.
  • Untuk melakukan Inspeksi atau pengecheckan kondisi mesin produksi dari segi Instalasi Listrik.
  • Untuk melakukan penggantian komponen Kelistrikan yang rusak.
  • Dan lain sebagainya.
Komponen atau onderdill pada mesin produksi dari segi Instalasi Listrik yang merupakan tanggung jawab Teknisi Listrik adalah seperti Lampu penerangan, Stop kontak, Saklar lampu, Instalasi kabel kelistrikan, dan lain sebagainya.

Dengan di rencanakan schedule Shut Down tersebut, maka secara otomatis di harapkan sebagai Teknisi Listrik bisa mempersiapkan jauh hari apa saja yang perlu di siapkan agar pada saat eksekusi shut down bisa berjalan lancar tanpa kendala dan hambatan.

Selain Itu Teknisi Listrik juga bisa melakukan pengecheckan terhadap kondisi mesin pada saat Running, komponen Instalsi Listrik mana saja yang terjadi abnormal kondisi sehingga bisa di tindak lanjuti pada saat shut down.

Pada saat melakukan aktifitas Shut Down ini, kondisi mesin stop total agar Teknisi Instalasi Listrik beserta Para Teknisi lainnya bisa melakukan aktifitasnya secara maksimal.

Aktifitas Shut Down ini biasanya di lakukan bersama - sama sesama Teknisi atau semua Teknisi bergabung untuk melakukan Shut Down Mesin Produksi berdasarkan Profesi atau Tugas Masing - masing Teknisi.

Teknisi yang ada atau yang ikut melakukan Shut Down di mesin produksi tersebut terdiri dari beberapa Teknisi seperti berikut :
  • Teknisi Mekanik melakukan Shut Down Mesin di bidang Mekanikal Mesin Produksi.
  • Teknisi Elektrik melakukan shut down mesin di bidang Elektrikal Mesin Produksi.
  • Teknisi Instrument melakukan shut down di bidang Instrumental mesin produksi.
  • Teknisi Listrik melakukan shut down di bidang Instalasi Listrik Mesin Produksi.
  • Teknisi Development melakukan shut down di bidang pengembangan mesin produksi.
  • Teknisi Utility melakukan shut down di bidang Utilitas mesin produksi.
  • Dan Teknisi lainnya yang berkepentingan atau ada job pekerjaan di mesin produksi tersebut.

Masing - masing Teknisi tersebut bersama - sama melakukan shut down di area mesin yang sama dan bekerja sesuai job profesi masing - masing.

5) Istilah Trouble Shooting.

Istilah yang biasa di gunakan oleh Teknisi Instalasi Listrik berikutnya adalah Istilah Trouble shooting.

Trouble shooting merupakan istilah di dalam dunia Teknisi Listrik Mesin Produksi yang berarti Masalah atau Kerusakan yang terjadi pada mesin produksi dari segi Instalasi Listrik.

Semua kejadian abnormal atau kerusakan yang terjadi pada mesin produksi dan membuat mesin produksi tersebut stop atau berhenti di namakan Trouble Shooting.

Kerusakan atau sistem kerja yang abnormal pada mesin produksi yang mengakibatkan terjadinya stop mesin adalah trouble shooting.

Adapun yang menangani adanya trouble shooting yang terjadi pada mesin produksi secara Instalasi Listrik adalah Teknisi Listrik Mesin produksi.

Contoh terjadinya trouble shooting pada mesin produksi secara Instalasi Listrik bervariasi seperti :

  • Terjadinya Mati lampu penerangan di area mesin produksi atau area kerja produksi.
  • Terjadinya konsleting di Instalasi Kelistrikan.
  • Adanya kebakaran Instalasi Listrik.
  • Kabel Instalasi Listrik putus,
  • Dan lain sebagainya.
Semua jenis kerusakan atau abnormal pada fungsi atau sistem kerja komponen atau onderdill mesin produksi dari segi Instalasi Listrik tersebut merupakan trouble shooting Teknisi Listrik mesin produksi.

6) Istilah Break Down.

Break Down merupakan istilah yang biasa di gunakan oleh dunia pabrik Industri khususnya di bidang maintenance yang berarti Terjadinya kerusakan pada mesin produksi yang sangat serius atau fatal.

Kerusakan atau trouble shooting yang terjadi pada mesin produksi yang sangat fatal dan bereffect membuat mesin produksi tersebut harus stop produksi untuk sementara waktu.

Walaupun terjadi trouble shooting atau break down pada mesin produksi tersebut, namun masih bisa di lakukan perbaikan oleh para Teknisi dengan segera agar mesin produksi bisa segera berproduksi atau Running kembali.

Untuk kategori waktu berapa lamanya terjadi trouble shooting pada mesin produksi di katakan break down atau mesin stop ini tergantung oleh kesepakatan pabrik Industri itu sendiri.

Di kategorikan trouble shooting break down pada mesin produksi jika mesin produksi tersebut stop lebih dari 2 jam untuk melakukan perbaikan oleh Teknisi Instalasi Listrik.

Demikian sedikit ulasan tentang beberapa Istilah yang di gunakan oleh para Teknisi Instalasi Listrik mesin produksi di pabrik Industri.

No comments