Breaking News

TUGAS BAGIAN PRODUKSI DEPARTEMEN DIVISI PERUSAHAAN



Perusahaan atau pabrik Industri merupakan salah satu Instansi yang hari ini sering di tuju oleh para pencari kerja sebagai salah satu tujuan tempat untuk mencari pekerjaan.

Tentunya mereka punya alasan tertentu mengapa sebagian besar mereka mencari pekerjaan ke perusahaan pabrik Industri.

Di pabrik Industri ada salah satu bagian yang mampu menampung tenaga kerja banyak yaitu Bagian Produksi atau Departemen produksi atau bisa di sebut juga Divisi Produksi.

Bagian produksi merupakan salah satu dari sekian bagian lainnya yang ada di dalam struktur perusahaan pabrik Industri.

Bagian produksi adalah bagian atau departemen atau divisi yang ada di dalam struktur perusahaan pabrik Industri yang mempunyai Tugas pokok :

  • Handling Proses Produksi
  • Mengoperasikan Mesin Produksi
  • Mengurusi Managemen atau pengaturan produksi baik dari target produksi maupun pencapaian produksi.
Pada dasarnya pekerja atau karyawan yang bekerja di bagian produksi adalah berhubungan dengan produk yang di produksi di perusahaan pabrik tersebut dari segi proses produksi.

Tentunya setiap perusahaan pabrik Industri mempunyai skema management serta proses produksi yang berbeda - beda, karena memang jenis hasil produk yang di hasilkan juga berbeda - beda.

Berikut contoh - contoh pabrik Industri yang memproduksi produk adalah :
  • Pabrik Industri di bidang Otomotif.
  • Pabrik Industri di bidang Elektronik.
  • Pabrik Industri di bidang Tektil.
  • Pabrik Industri di bidang Chemical.
  • Pabrik Industri di bidang Obat - obatan.
  • Dan lain sebagainya.
Adapun Tugas bagian Produksi di saat sudah di dalam perusahaan setiap harinya adalah sebagai berikut :

1) Senam Sebelum Bekerja.

Senam merupakan salah satu aktifitas yang di wajibkan oleh perusahaan untuk di lakukan semua karyawan atau pekerja sebelum melakukan pekerjaan utamanya.

Dengan melakukan senam, di harapkan sebagai langkah pemanasan atau peregangan anggota tubuh sebelum melakukan pekerjaan di lapangan.

Sehingga dengan senam merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi terjadinya potensi bahaya pada saat bekerja, seperti keseleo dan lain sebagainya.

Senam yang di lakukan karyawan di perusahaan atau pabrik Industri ini, biasanya sudah di koordinir oleh masing - masing pimpinan di setiap bagian.

Selain itu juga senam tersebut di lakukan dengan berkumpul di masing - masing tempat berdasar bagian area kerjanya.

2) Briefing di Bagian Produksi.

Setelah melakukan senam, Tugas bagian produksi berikutnya adalah Briefing atau berkumpul bersama para pekerja di salah satu tempat tertentu.

Briefing sebelum melakukan pekerjaan di lapangan merupakan alat atau sarana untuk tukar informasi dan komunikasi antar member produksi.

Tujuan Briefing adalah sebagai berikut :
  • Untuk menyampaikan informasi tentang target produksi yang harus di capai di bagian atau section tersebut.
  • Untuk menyampaikan informasi pencapaian produksi yang sudah di capai oleh member shift sebelumnya.
  • Untuk menyampaikan informasi terjadinya trouble shooting yang terjadi dan berhubungan dengan produksi.
  • Untuk menyampaikan adanya hasil produk yang bermasalah.
  • Untuk menyampaikan informasi perkembangan perusahaan pabrik Industri.
  • Untuk menyampaikan tentang kondisi produksi baik dari segi safety, produktivity, delivery, cost, dan lain sebagainya.
  • Untuk menyampaikan tentang perkembangan Internal di bagian produksi itu sendiri.
  • Dan lain sebagainya.
Briefing ini biasanya di hadiri oleh seluruh member team work di bagian produksi itu sendiri yang bekerja di waktu itu.

Adapun member - member yang ikut briefing tersebut adalah sebagai berikut :
  • Supervisor sebagai section head atau pimpinan tertinggi di sebuah section atau bagian produksi.
  • Foreman produksi
  • Leader produksi
  • Operator produksi
Briefing ini biasanya juga di hadiri oleh perwakilan dari pimpinan departemen atau divisi yang bisa di hadiri oleh Assisten manager atau manager produksi.

Bisa di katakan bahwa briefing ini merupakan salah satu sarana yang penting untuk menyampaikan semua informasi dan komunikasi baik dari internal maupun eksternal departement produksi.

Di dalam briefing ini bisa juga sebagai sarana untuk membagi tugas antar member untuk mengatasi segala masalah atau pembagian job sebelum bekerja.

3) Check Schedule Proses Produksi.

Setelah melakukan briefing, aktifitas bagian produksi berikutnya adalah Melakukan check schedule produk yang akan di produksi.

Schedule produk biasanya di buat oleh Bagian PPC atau Plan Produk Control.

Bagian produksi sebelum melakukan proses produksi, biasanya melakukan check schedule tersebut.

Schedule produksi tersebut biasanya berisi tentang :
  • Nama produk yang akan di produksi
  • Jenis produk yang akan di produksi
  • Bahan produk yang akan di produksi
  • Jumlah produk yang di produksi
  • Nama mesin produksi
Pengecheckan schedule produksi bisa di lakukan oleh seorang Operator produksi maupun leader produksi.

Operator produksi yang akan bertugas mengoperasikan mesin produksi untuk membuat produk sesuai schedule produk produksi berdasarkan Instruksi dari Leader produksi.

Leader produksi biasanya melakukan check schedule produk produksi untuk memastikan jenis produk mana yang harus di dahulukan atau di prioritaskan berdasar informasi kebutuhan dari proses berikutnya.

4) Bagian Proses Produksi

Setelah terjadi kesepakatan antar bagian produksi tentang produk yang harus di produksi kemudian langkah berikutnya adalah melakukan proses produksi.

Melakukan proses produksi setiap perusahaan berbeda - beda tergantung jenis produk yang di produksi di masing - masing perusahaan.

Ada perusahaan yang melibatkan mesin produksi dan ada juga yang tidak melibatkan mesin produksi untuk memproses produk.

Jika ada perusahaan yang melibatkan mesin produksi sebagai alat untuk memproduksi produknya, berarti mesin produksi tersebut membutuhkan seorang Operator khusus untuk mengoperasikan mesin tersebut.

Sebagai operator mesin produksi di harapkan selalu berhati - hati dan waspada serta harus paham cara kerja dari mesin produksi tersebut.

Karena sangat banyak sekali potensi bahaya yang ada pada mesin produksi tersebut yang siap menciderai dan membahayakan keselamatan operator produksi tersebut.

Berikut contoh - contoh potensi bahaya yang bisa menciderai operator produksi adalah :
  • Potensi bahaya tangan tergulung putaran mesin produksi.
  • Potensi bahaya tertimpa bahan produksi.
  • Potensi bahaya terbentur body mesin produksi.
  • Potensi bahaya terjepit benda kerja dari mesin produksi.
  • Potensi bahaya tertusuk dari alat bantu proses produksi
  • Potensi bahaya tersandung body mesin produksi.
  • Potensi bahaya terkena material B3 dari bahan produksi.
  • Dan lain sebagainya.
Banyak sekali potensi bahaya yang ada di sekitar pekerjaan kita selaku operator produksi.

Adapun cara mengatasi potensi bahaya pada saat mengoperasikan mesin produksi tersebut adalah sebagai berikut :
  • Pastikan operator produksi memahami cara kerja dan karakter mesin produksi.
  • Gunakan alat pelindung diri atau APD dengan lengkap.
  • Bekerja sesuai dengan basic rule atau aturan dasar kerja.
  • Mengoperasikan mesin produksi sesuai dengan Standart Operation Prosedur atau SOP kerja.
  • Bekerja sesuai training yang sudah di sosialisasikan oleh perusahaan.
  • Bekerja dengan hati - hati, waspada dan konsentrasi.
5) Menjaga Mesin Produksi.

Menjaga mesin produksi dalam artian sebagai orang yang bertanggung jawab tentang kondisi mesin produksi tersebut.

Jika menemukan segi abnormal atau kerusakan pada mesin produksi tersebut, maka sebagai operator mesin produksi wajib melaporkan atau menginformasikan kepada pihak Teknisi mesin di perusahaan tersebut.

Selain menginformasikan kerusakan yang terjadi pada mesin produksi tersebut, ada beberapa hal lainnya yang harus di lakukan oleh seorang Bagian produksi terhadap mesin produksi, antara lain adalah :
  • Selalu membersihkan area kerja dan area mesin produksi sebelum dan sesudah bekerja.
  • Memastikan mesin produksi bisa bekerja sesuai fungsinya dan cara kerjanya.
  • Mengoperasikan mesin produksi sesuai dengan Standart Operation Prosedur.
  • Dan lain sebagainya.
6) Membuat Laporan Kerja.

Membuat rekap atau laporan kerja setelah melakukan pekerjaan proses produksi merupakan salah satu kewajiban dan tugas penting yang harus di lakukan oleh pekerja bagian produksi.

Laporan hasil produksi biasanya di rekap atau di tulis di buku laporan harian yang kemudian akan di input ke dalam data base komputer.

Adapun isi laporan yang biasa di tulis atau di laporkan oleh Bagian produksi adalah sebagai berikut :
  • Jumlah hasil produk yang di produksi di hari tersebut.
  • History kejadian di hari tersebut yang berhubungan dengan trouble mesin, abnormal mesin maupun abnormal proses produksi.
  • Loss time atau waktu yang terbuang atau waktu yang tidak produktif.
  • Dan informasi lainnya yang berhubungan dengan bagian produksi.
Laporan tersebut sebagai bahan monitoring perkembangan produktivity oleh pimpinan terkait, sehingga bisa di katakan sebagai bahan pembahasan tentang produksi.

Jika ada laporan tentang abnormal atau tidak tercapainya target produksi, maka sebagai pimpinan bagian produksi akan segera mencari akar penyebabnya serta solusi dari masalah tersebut.

Masalah yang terjadi pada bagian produksi bisa di selesaikan dengan saling kerjasama dari berbagai pihak yang terkait dengan hasil produk tersebut.

Contoh departemen atau bagian divisi yamg biasa bekerja sama dengan bagian produksi untuk memecahkan masalah tersebut adalah :
  • Departemen Engineering sebagai bagian dari Teknisi Mesin Produksi.
  • Departemen Quality Assurance sebagai bagian dari penjamin kualitas produk produksi.
  • Departemen Work Teknikal sebagai bagian dari Teknikal Qualitas produk.
  • Departemen PPC sebagai bagian dari pembuat schedule produksi produk.
  • Departemen Ware House sebagai bagian dari gudang penyimpan hasil produk.
Demikian sedikit ulasan tentang Tugas Bagian Produksi Departemen Divisi di perusahaan pabrik Industri.



No comments