Breaking News

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TEKNISI ELEKTRIK DI PABRIK INDUSTRI


Sebuah Industri atau perusahaan atau lebih populernya adalah pabrik, baik itu pabrik berskala kecil maupun besar yang notabene aktif untuk beraktifitas berproduksi untuk mengolah atau membuat suatu barang jadi atau barang setengah jadi.

Hal tersebut bisa di pastikan bahwa suatu pabrik mempunyai atau menggunakan mesin untuk berproduksi atau untuk menghasilkan hasil olahan produk dari pabrik tersebut.

Dan komponen - komponen dari mesin yang di gunakan oleh pabrik tersebut tidak terlepas dari pergerakan, baik itu pergerakan secara manual maupun automatis.
Dari effect pergerakan kerja secara kontinue dari mesin tersebut secara life time atau waktu akan mengurangi optimalisasi kerja dan produktivitas kerja terhadap mesin produksi tersebut.

Untuk menghindari hal ini maka tidak menutup kemungkinan suatu pabrik atau industri akan merekrut seorang teknisi atau orang yang berkompeten dalam hal penanganan menghadapi masalah permesinan produksi.

Dalam kesempatan ini, penulis mencoba menjabarkan dari tugas dan tanggung jawab beserta aktivitas sehari - hari dari seorang Teknisi Elektrik di sebuah pabrik industri atau perusahaan.

Teknisi atau Engineering Elektrik adalah profesi pekerja atau karyawan yang mempunyai skill atau keahlian di bidang elektrikal mesin produksi di sebuah pabrik industri. 

Adapun Tugas pokok dari seorang Teknisi Elektrik adalah sebagai berikut :
  • Memperbaiki mesin produksi yang rusak secara progam atau part elektrik agar mesin produksi bisa segera beroperasi kembali.
  • Melakukan perawatan terhadap part - part elektrikal mesin produksi agar tidak terjadi kerusakan atau trouble yang fatal di saat mesin sedang beroperasi.
  • Melakukan perbaikan mesin produksi dengan cara improvement atau melakukan peningkatan qualitas secara elektrikal dari mesin produksi tersebut.
  • Mendata dan menyiapkan part - part elektrikal di mesin produksi sebagai spare part untuk mengantisipasi terjadinya trouble yang berulang.
Berikut adalah beberapa bentuk aktivitas pelaksanaan dari tugas dan tanggung jawab yang di lakukan secara umum oleh seorang Teknisi Elektrik di mesin produksi sebuah pabrik industri atau perusahaan :

1) DAILY CHECK ( PENGECHECKAN HARIAN )

Daily check atau pengecheckan harian adalah aktivitas pengecheckan terhadap kondisi mesin produksi oleh seorang Teknisi Elektrik yang di lakukan secara rutin setiap hari.

Tujuan dari daily check ini adalah : 
  • Untuk mengetahui kondisi mesin secara maximal baik dari segi fungsi kerja maupun proses kerja sehingga kita bisa  meminimalisir terjadinya trouble atau masalah yang di alami mesin secara elektrik.
  • Untuk list data terhadap kondisi part atau komponen elektrik di  mesin  produksi yang membutuhkan penanganan special.
  • Memastikan bahwa kondisi mesin produksi dari segi elektrik dalam kondisi yang performa.
Adapun jenis aktifitas atau hal hal yang di lakukan oleh seorang Teknisi Elektrik di dalam daily check adalah sebagai berikut :

a) Check kondisi lubrikasi atau pelumasan pada bagian part - part mesin produksi

Maksud dari pengecheckan ini adalah memastikan bahwa bagian - bagian part mesin yang menggunakan atau memerlukan lubrikasi atau pelumasan benar - benar terlubrikasi serta memastikan bahwa sistem lubrikasi atau pelumasan berfungsi secara optimal.

Karena lubrikasi atau pelumasan adalah hal paling terpenting di dalam pergerakan kerja part - part atau bagian mesin produksi, Tanpa adanya sebuah lubrikasi dalam sistem pergerakan part - part mesin bisa di pastikan part - part mesin akan over heat dan terjadi keausan.

 Maka dalam hal ini  lubrikasi atau pelumasan part mesin bisa dikatakan sebagai nyawanya sebuah mesin.
Bahan yang di gunakan sebagai lubrikasi di mesin produksi biasanya berbentuk Grease dan Oli. Adapun sistem lubrikasi yang di gunakan adalah dengan sistem sirkulasi menggunakan motor pump electrik dan pump angin pneumatik

Sedangkan Hal - hal yang perlu di lakukan pengecheckan dalam job ini adalah :
  • Check isi atau volume grease di dalam tabung grease
  • Check kondisi flow out atau keluaran grease di part mesin seperti pada drain bearing motor drive.
  • Check isi atau volume oli di dalam tanki oli
  • Check dan lihat secara visual aliran oli lubrikasi atau pelumasan pada flow glass oli pada bearing shaft motor drive.
  • Check apakah ada kebocoran lubrikasi di pipping grease atau oli.
  • Check secara fungsi dari keseluruhan sistem lubrikasi

b) Check kondisi pergerakan mesin produksi secara visual apakah terjadi abnormal atau tidak.

Pastikan part - part elektrikal seperti motor drive, blower, secara pergerakan tidak ada abnormal seperti dari pergerakan kipas cooling motor drive tidak ada suara noise dan oleng atau goyang.

Apabila seseorang Teknisi Elektrik menemukan adanya abnormal dalam pergerakan part mesin ini, pastikan bisa di klasifikasikan dalam urgenitas, apakah mesin produksi tersebut masih bisa menghasilkan produk atau tidak sama sekali.

Jika masih bisa dalam toleransi produk maka bisa di lakukan sebagai list masalah, namun jika mesin tidak bisa menghasilkan produk sama sekali dari effect masalah pergerakan part tersebut maka bisa di lakukan perbaikan langsung, dengan cara nego kepada member produksi untuk melakukan perbaikan.

c) Check dari fungsi part atau komponen dari mesin produksi apakah berfungsi dengan baik atau tidak.

Untuk memastikan bahwa part mesin produksi itu berfungsi atau tidak bisa di lakukan dengan cara melihat atau monitor mesin dalam kondisi running,Namun dengan catatan kita harus menjaga safety diri kita selaku teknisi elektrik di saat melakukan pengecheckan mesin secara visual.

Contoh dari aktivitas ini adalah memastikan bahwa part mesin bisa berfungsi seperti motor drive berputar normal, kondisi lampu indikasi power menyala, kondisi fan motor berputar, Kondisi tombol bracker power kondisi normal, dll

d) Check kondisi part dari mesin produksi apakah terjadi kerusakan atau tidak.

Kerusakan pada part mesin produksi bisa di lihat secara visual baik melalui mesin running maupun stop, hal ini bisa terlihat dari adanya perubahan fisik atau bentuk dari part mesin tersebut.

Salah satu contoh apabila part mesin ada kerusakan adalah :
  • Terjadi perubahan bentuk pada part.
  • Adanya suara aneh di bagian part.
  • Adanya bekas kikisan dari part.
  • Adanya bekas kebocoran oli atau minyak di part hydrolik.
  • Adanya bekas luka di bagian part.
  • Dan lain - lainnya.

e) Check kondisi part atau komponen mesin produksi dari segi ada perubahan posisi atau tidak.

Untuk memastikan ada atau tidaknya perubahan posisi part atau komponen mesin bisa di check saat kondisi mesin running.

Dengan kondisi mesin running maka di saat itu pula kita bisa melihat bahwa ada perubahan posisi part mesin dengan ciri - ciri misalkan :
  • Pergerakan part mesin goyang karena baut kendor sehingga bereffect posisi part geser.
  • Adanya baut lock yang sudah aus sehingga membuat part geser dan posisi berubah.
  • Adanya baut pengikat patah sehingga part berubah posisi.
  • Dan lain - lainnya.

f) Check kondisi nut dan baut pada part mesin.

Maksud dari mengecheck kondisi nut dan baut pada part mesin adalah apakah terjadi kekendoran atau tidak kencangnya nut dan baut dalam mengikat part mesin.

Kondisi adanya kekendoran ini bisa terlihat dari kepala nut dan baut tidak saling menempel rapat, adanya nut dan baut yang kendor juga bisa terlihat dari bodinya yang goyang saat mesin produksi running.

Check juga apakah ada nut dan baut yang tidak lengkap,karena antara nut dan baut adalah satu kesatuan yang tidak boleh terpisah, Check juga kelengkapan jumlah dari pasangan nut dan baut dari seharusnya yang terpasang di part mesin.

g) Check kondisi dan situasi di area sekitar mesin produksi memenuhi standart kebersihan atau tidak.

Perusahaan atau pabrik yang bagus adalah mereka yang peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar, baik itu di mesin maupun di lingkungan luar mesin produksi. Hal ini termasuk salah satu aktivitas tugas sebagai seorang Teknisi Elektrik terhadap part - part electrikalnya.

Pastikan di area sekitar panel power mesin produksi bersih atau tidak ada barang - barang part mesin yang tidak terpakai atau barang - barang yang berbentuk sampah. Hal ini tentunya untuk menjaga safety untuk part - part electrikal tersebut.

Apabila ada barang - barang yang tidak terpakai berada di sekitar mesin produksi, akan di khawatirkan akan menyebabkan adanya konsleting pada part electrikal sehingga bisa menimbulkan api di sekitar panel power.

h) Check apakah ada part atau benda lain yang bisa mengganggu aktivitas kerja mesin produksi.

Selain menghindarkan area mesin produksi dari sampah atau part yang tidak terpakai adalah pastikan area kerja mesin produksi tidak ada perlengkapan kerja lain yang bisa berpotensi menganggu aktifitas member produksi.

Misalkan alat kerja kita selaku Teknisi Elektrikal berada di area kerja member produksi atau dekat dengan mesin produksi.

i) Koordinasi dan input masukan atau informasi dari operator mesin produksi.

Bekerjasama dengan member produksi adalah salah satu cara untuk menjaga supaya kondisi mesin selalu aman tidak ada masalah. Karena member produksi adalah orang yang selalu berhubungan dan tahu seluk beluk kondisi mesin saat running.

Sehingga tak jarang member produksi selalu memberi masukan atau inputan dan request adanya perbaikan atau pengembangan improve tentang kondisi mesin produksi.

Dan dari informasi member produksi juga kita bisa tahu kondisi sesungguhnya yang terjadi pada mesin produksi sehingga kita bisa melanjutkan untuk investigasi permasalahan di mesin dan melakukan perbaikan.

2) WEEKLY CHECK ( PENGECHECKAN MINGGUAN )

Weekly check atau pengecheckan mingguan adalah aktifitas pengecheckan terhadap kondisi mesin produksi yang di lakukan oleh seorang Teknisi Elektrik yang di lakukan secara rutin setiap minggu.

Tujuan dari weekly check adalah:
  • Untuk mengetahui kondisi temperatur atau suhu panas dari bagian part - part mesin produksi seperti bearing motor drive, blower, panel room, dll.
  • Menghindari adanya kebakaran part mesin yang di sebabkan karena adanya over heat part mesin yang tidak  di ketahui sebelumnya.
Dalam pengecheckan temperatur dari part - part tersebut menggunakan alat check temperatur. Adapun model alat check ada yang berbentuk laser dan sentuh dengan tampilan angka digital.

Adapun bagian - bagian dari part yang perlu di lakukan pengecheckan temperatur atau suhu panas adalah sebagai berikut :

a) Bearing Motor drive

Bearing adalah part dari mesin produksi yang berfungsi sebagai tumpuan berputarnya shaft roll yang berukuran dari kecil sampe besar.

Bearing mempunyai bermacam macam ukuran dari yang ukuran kecil sampai yang ukuran besar tergantung kebutuhan diameter shaft.

Penggunaan bearing bisa di pakai oleh diameter shaft roll yang kecil sampai besar juga tergantung kebutuhan fabrikasi mesin produksi.

Untuk sistem lubrikasi yang di gunakan oleh bearing adalah grease.
Bearing terdiri dari kumpulan ball - ball bearing yang di bungkus oleh casing saja.

Bearing dengan pillow block adalah sama - sama part yang menggunakan lubrikasi grease, Sedang letak perbedaan di antara keduanya adalah kalau PILLOW BLOCK ball bearing nya bisa di supply grease lubrikasi melalui neple grease yang menyatu dengan casing pillow block sedangkan BEARING tidak bisa di grease lubrikasi, karena bearing tidak mempunyai neple grease.

Life time atau tingkat keawetan dari bearing cenderung lebih pendek dari pada pillow block karena kondisi ball bearing hanya mengandalkan grease lubrikasi dari awal fabrikasi, dan selanjutnya tidak bisa di lubrikasi lagi.

Jika kita menghendaki bearing supaya bisa di grease lubrikasi sebagaimana seperti pillow block bisa kita lakukan dengan melakukan improve atau modifikasi sistem lubrikasi grease pada bearing dengan menambahkan pipping lubrikasi untuk menyalurkan grease ke ball-ball beaing.

Untuk pengecheckan temperatur bearing sama halnya seperti saat pengecheckan suhu panas pillow block yaitu dengan cara mengarahkan sinar laser atau menempelkan alat check temperatur pada body bearing.Untuk temperatur bearing yang aman adalah di bawah 70 derajat celcius.

Hal sama pun terjadi pada bearing jika terjadi suhu panas tinggi di sebabkan karena hal sebagai berikut :
  • Tingkat grease lubrikasi yang di ball bearing sudah habis atau kering sehingga ball bearing tidak terlubrikasi secara langsung pada saat terjadi perputaran,untuk model kondisi bearing yang tidak bisa di supply grease baru karena tidak ada installasi pipping grease. Penanganannya adalah segera ganti bearing unit dengan bearing unit yang baru, Sedangkan untuk model bearing yang ada instalasi pipping untuk supply grease maka penanganannya jika ball bearingnya kering karena tidak ada grease adalah segera supply atau isi bearing dengan grease baru.
  • Ball - ball bearing sudah aus atau rusak,penangannya adalah Segera ganti bearing unit dengan bearing unit yang baru.

b) Suhu Ruang Panel 

Panel room atau ruang panel adalah ruangan yang khusus untuk central panel power untuk pengoperasian mesin produksi

Di ruang panel ini berisi komponen - komponen electrikal yang sangat rentan berbahaya terhadap kebakaran yang di sebabkan karena konsleting atau juga karena terbakarnya komponen tersebut.

Untuk menghindarkan terjadinya hal tersebut maka suhu ruang panel harus selalu terkontrol dan terjaga.Untuk menjaga kondisi suhu panel biar tetap stabil adalah dengan menambahkan perangkat AC atau blower di ruang panel.

3) MONTHLY CHECK ( PENGECHECKAN BULANAN )

Monthly check atau pengecheckan bulanan adalah pengecheckan terhadap kondisi mesin produksi yang di lakukan oleh Teknisi Elektrikal  dan di lakukan secara rutin setiap sebulan sekali.

Pengecheckan bulanan yang di lakukan adalah mengecheck vibrasi atau getaran dari part - part penting yang di mesin

Dengan tujuan sebagai berikut :
  • Untuk medeteksi getaran dari part mesin supaya bisa terdeteksi limit aman dari part tersebut.
  • Untuk mengetahui kondisi performa dari part mesin tersebut.
  • Untuk mendeteksi tingkat  keausan dari part mesin tersebut.
Adapun maksud dari pengecheckan vibrasi atau getaran part mesin ini adalah untuk mengetahui seberapa besar vibrasi dari part mesin tersebut, Semakin besar getaran atau vibrasi dari part mesin menunjukkan bahwa kondisi part mesin tersebut sudah mengalami keausan atau abnormal lainnya.

Pengecheckan vibrasi part mesin menggunakan alat deteksi vibrasi atau vibrator check. Untuk vibrasi atau getaran pada part mesin yang aman adalah di bawah 3mm/S.

Sedangkan bagian part - part mesin yang perlu di lakukan check vibrasi adalah sebagai berikut:
  • Vibrasi motor drive, Motor drive adalah motor yang selalu berputar untuk menggerakkan suatu beban pada mesin produksi. 
  • Cyclo drive pada motor, Cyclo drive adalah mini gear box yang meneruskan perputaran langsung dari motor untuk di reduce atau di turunkan perputarannya untuk di lanjutkan ke beban atau mesin produksi.

4) SHUT DOWN

Shut down kecil adalah aktifitas seorang elektrikal untuk melakukan perbaikan pada mesin produksi pada saat mesin stop dengan waktu yang sudah di scheduling atau yang sudah di tentukan di setiap bulan.

Shut down besar adalah schedule aktifitas perbaikan mesin yang di lakukan setiap tahunan.

Shut down ini melibatkan semua Teknisi yang berhubungan dengan mesin produksi, di antaranya Teknisi Mekanik, Teknisi Elektrik, Teknisi Listrik Instalasi, Teknisi Instrument, dll.

Tujuan shut down adalah untuk melakukan perawatan total terhadap part -part mesin produksi supaya kondisi mesin selalu performa dan untuk meminimalkan adanya trouble shooting yang serius.

Adapun hal - hal yang di lakukan oleh para Teknisi pada waktu shut down adalah sebagai berikut ;
  • Melakukan perbaikan terhadap kerusakan mesin produksi yang hanya bisa di kerjakan pada saat mesin produksi harus stop.
  • Follow Up perbaikan abnormal kondisi di mesin produksi yang di temukan pada saat daily check.
  • Follow Up perbaikan abnormal kondisi di mesin produksi yang di temukan pada saat monthly check.
  • Melakukan Inspeksi atau pengecheckan dengan pengambilan data pada part - part tertentu.
  • Aplikasi adanya improvement atau penambahan part - part tertentu.
  • Re new all part - part mesin atau penggantian total untuk part - part yang sudah tidak layak pakai
  • Mengerjakan job - job request dari member produksi atau departement lain yang berhubungan dengan mesin produksi dari segi safety maupun produktivity delivery.
Melakukan shut down yang di lakukan setiap bulan ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 s/d 4 jam untuk setiap satu mesin.

Sedangkan shut down tahunan yang sudah di rencanakan biasanya membutuhkan waktu sekitar sehari s/d 10 hari tergantung kebijakan dan kebutuhan dari masing - masing perusahaan.

5) TROUBLE SHOOTING

Trouble shooting adalah menangani atau memperbaiki mesin produksi pada saat mesin tersebut mengalami abnormal kondisi atau trouble atau mesin produksi mengalami kerusakan.

Trouble shooting bisa di lakukan dengan kondisi mesin stop mendadak atau juga bisa Teknisi nego ke produksi member untuk stop mesin melakukan perbaikan.

Terjadinya trouble shooting karena tidak berfungsinya part - part mesin produksi sesuai standartnya.

6) PREFENTIVE MAINTENANCE

Prefentive Maintenance adalah aktifitas pekerjaan perbaikan terhadap mesin produksi yang di lakukan oleh seorang Teknisi pada saat mesin stop dengan cara nego atau meminta waktu kepada member produksi untuk melakukan perbaikan mesin.

Adapun waktu pengerjaan saat prefentive maintenance ini biasanya tidak butuh waktu lama yaitu antara 5 - 60 menit saja dan lebih cepat daripada melakukan shut down.

Adapun tujuan prefentive Maintenance ini adalah sebagai berikut :
  • Melakukan perbaikan terhadap kerusakan mesin yang sifatnya urgent atau kerusakan pada mesin yang harus segera di lakukan perbaikan.
  • Mencegah adanya kerusakan yang lebih fatal pada part - part mesin.
  • Adanya qualitas produk trouble sehingga harus segera di lakukan perbaikan.
  • Adanya trouble yang menyangkut safety atau keselamatan terhadap operator produksi maupun terhadap mesin.

7) WORK SHOP JOB

Work shop job adalah  aktifitas yang di lakukan oleh seorang teknisi untuk menyiapkan part - part sebagai spare mesin produksi yang di lakukan di work shop atau bengkel kerja.

Adapun aktifitas tersebut adalah sebagai berikut :
  • Melakukan perbaikan terhadap part - part  mesin yang rusak supaya spare part tersebut siap pakai untuk mengganti pada saat tejadi kerusakan part di mesin produksi.
  • Membuat part - part yang sekiranya spare part yang ada di mesin produksi tidak ada.
  • Merancang atau merakit hasil improvement yang nantinya akan di pasang atau di aplikasikan di mesin.

8) IMPROVEMENT

Improvement adalah aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh seorang teknisi yang meliputi tentang pengembangan mutu fungsi part mesin,peningkatan performa life time part mesin,penambahan quantitas part mesin, merubah cara kerja part mesin dan lingkungan area kerja, Melakukan perubahan tehadap kondisi mesin yang lebih baik

Tujuan dari Improvement ini adalah sebagai berikut :
  • Mereduce cost dari penggunaan part mesin.
  • Meminimalisir jumlah penggunaan part mesin.
  • Mengganti dari part yang sudah tidak layak pakai  menjadi part yang baru.
  • Menghindari adanya trouble yang tak terduga yang lebih fatal.
  • Meminimalisir penggunaan sumber daya alam.
  • Menciptakan area kerja yang aman dan nyaman.
  • Menciptakan area kerja yang bersih.

9) DATA dan ORDER SPARE PART MESIN

Melakukan pendataan spare part mesin adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis spare part yang di gunakan dan di butuhkan oleh mesin produksi.

Hal ini bertujuan untuk : 
  • Mengantisipasi adanya stock spare part yang tersedia di gudang persediaan.
  • Untuk menghindari tidak adanya stock spare part pada saat ada trouble urgent yang membutuhkan spare part.
  • Untuk menjaga minimal stock spare part di gudang.
  • Untuk melakukan order pengadaan spare part.
Adapun yang di lakukan pada saat melakukan check spare part pada mesin adalah meliputi :
  • Nama part.
  • Tipe part.
  • Marker part
  • Jumlah part yang di pakai.
Setelah melakukan pendataan part yang ada di mesin,kemudian pastikan bahwa part tersebut mempunyai stock spare di gudang minimal 1 atau 2 barang sehingga di saat part yang di mesin mengalami trouble dan mengharuskan untuk di ganti, maka secara otomatis kita bisa segera menggantinya dan kondisi mesin kembali aman dan bisa berproduksi kembali.

Bayangkan apabila part yang di mesin rusak dan tidak bisa di perbaiki dan harus ganti part baru namun kita tidak ada atau tidak punya spare di gudang..?? Hal ini pasti akan membuat mesin produksi kita stop total dan menunggu lama.

Apabila di gudang kita tidak ada stock spare part, maka segera order untuk pengadaan part sebelum adanya trouble part yang ada di mesin.

Demikianlah Uraian singkat tentang Tugas dan Tanggung Jawab dari seorang Teknisi Elektrik sebuah pabrik industri atau perusahaan.































































































No comments